tirto.id - Sekitar 61 UMKM wirausaha perempuan di Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta meramaikan Pasar Sabtu Minggu Kali Ledhek, Minggu (17/9/2023). Pasar tradisional dengan sentuhan modern yang berada di bantaran Kali Ledhek, Maguwo ini diresmikan oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas sebagai bagian dari program PFPreneur Pertamina Foundation 2023.
“Pertamina Foundation sebagai perpanjangan tangan Pertamina dalam menjalankan program nasional mengambil peran serta aktif dalam pendampingan dan pembinaan UMKM sehingga UMKM terus maju dan naik kelas,” ujar Dewan Pengawas Pertamina Foundation Erni Ginting saat mendampingi peresmian Pasar Kali Ledhek, Minggu (17/9/2023).
Dalam acara peresmian Pasar Kali Ledhek ini turut dihadiri Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S Asngari, Dewan Pengawas Pertamina Foundation Erni Ginting dan Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Erni Ginting menekankan pentingnya peran UMKM untuk menggerakkan ekonomi nasional dan Pertamina Foundation melakukan pendampingan dan pembinaan UMKM hingga tingkat desa, melalui kegiatan ini.
“Dari data tahun 2022 dimana UMKM mampu menyerap tidak kurang dari 95 persen tenaga kerja di Indonesia, serta memberikan kontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB nasional. Artinya, UMKM pengisi Pasar Kali Ledhek ini adalah penopang ekonomi negara,” jelasnya.
Ringkasnya, program PFPreneur 2023 di Pasar Kali Ledhek ini akan ada terobosan baru dari Pertamina Foundation. “Selain melakukan pelatihan dan pendampingan UMKM, program ini akan difokuskan untuk memperkuat pasar tradisional di daerah, untuk menjadi etalase produk unggulan lokal,” jelasnya.
Dengan strategi hyperlocal marketing, produk UMKM lokal akan dibawa untuk berkembang untuk memenuhi target pelanggan yang sangat spesifik dan prospektif. Konsep marketing ini akan menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan di lokasi tersebut dengan target pelanggan di area yang sangat spesifik.
Bagi wirausaha perempuan di daerah, kata Erni, Pertamina Foundation hari ini juga meluncurkan program UMKM Srikandi Indonesia PFPreneur 2023 dan Pasar Sabtu Minggu Kali Ledhek. “Ini sebagai pilot project pasar tradisional yang dikelola secara modern dan melahirkan produk unggulan yang akan diserap oleh pasar hyperlocal,” tambahnya.
Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari mempertegas Pasar Kali Ledek dan PFpreneur menjadi inisiatif untuk memperkuat pasar tradisional dan UMKM daerah agar menjadi etalase produk unggulan lokal.
‘’Keduanya memiliki semangat untuk memperkuat pasar tradisional dan UMKM daerah agar menjadi etalase produk unggulan lokal. Dengan menghadirkan Pasar Kali Ledek dan PFpreneur, kami akan menggerakkan ekonomi desa setempat dengan menyediakan wadah untuk masyarakat berjualan serta membina UMKM masyarakat sehingga mampu menghasilkan produk unggulan," kata Agus.
Saat meresmikan Pasar Kali Ledhek, GKR Hemas juga menekankan UMKM di Jogja harus bisa bersaing terutama untuk menguasai pasar lokal dulu. “Pasar ini baru awal, nanti akan didampingi Pertamina, harapannya bisa ikut masuk di pameran UMKM Pertamina kan produknya bagus-bagus tuh kalau ada event-event besar,” ujarnya.
GKR Hemas menyadari etos kerja para pengusaha UMKM Jogja ini perlu didorong terus agar produknya bisa memiliki nilai tambah dan bersaing.
“Orang Jogja itu tidak mau bersaing, contoh, lurik mau dibikin dekorasi rumah, [penjualnya bilang] ‘saya jual [lurik] setagen sudah antre ditunggu orang yang mau beli, ngapain beli mesin,’ tujuh kali saya ke sana, baru beli mesin si penjual. Setelah berhasil minta showroom di tengah sawah, tapi setelah showroom ada, seluruh penduduk sekitar jadi ikut memproduksi. Nah, ini harus terus didorong,” jelasnya.
GKR Hemas berpesan agar pendampingan Pertamina Foundation ini juga memperhatikan karakter masyarakatnya. “Pasar Sabtu Minggu ini luar biasa dikemas dengan berbagai produk unggulan, mungkin dua tiga pertemuan lagi bisa meningkatkan produknya,” jelas GKR Hemas saat ditanya soal kurasi produk UMKM pasar tradisional ini.
PFPreneur 2023 di Pasar Kali Ledhek ini mayoritas menyasar wirausaha perempuan. Ada 61 UMKM wirausaha perempuan memakai pakaian tradisional Jawa menyajikan produk kreasi rumahan. Ada makanan dan minuman seperti opor ayam, sego gurih gudangan, ayam ingkung, bongko kopyor, dawet, dan jejamuan.
Selain itu, ada produk kerajinan dari kulit, tenun, batik dan kerajinan tie dye serta daur ulang juga digelar di pasar yang akan rutin diadakan setiap Minggu Wage dan Pahing ini. Total transaksi yang diperoleh pada penyelenggaraan pertama pasar ini mencapai lebih dari Rp70 juta.
Menurut pembina pasar Kali Ledhek, Nurcholis Suharman, lokasi di bantaran Kali Ledhek ini sebelumnya lahan kosong yang dipakai untuk pembuangan sampah liar.
“Ada potensi lalu dibersihkan dengan warga dan dibangun limasan untuk kegiatan warga. Kemudian kami dapat support dari Pertamina Foundation, dibenahi jadi bagus, untuk kegiatan warga,” jelasnya.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Fahreza Rizky